Gemblongan yang pada waktu itu baru dibangun. Pada tahun 1908 sampai
1930 pembangkit listrik ANIEM (Algemeene Nederlandsch-Indische
Eletriciteits Maatschappij = Perusahaan Listrik Umum Hindia Belanda)
berdiri di jalan ini. Perusahaan ini memakai mesin generator dengan
bahan bakar disel untuk membangkitkan listrik yang dipakai untuk
menerangi kota. Gedung di tengah foto dengan atap tinggi adalah kantor
ANIEM yang dibangun pada tahun 1908 juga. Pada tahun 1930 pembangkit
listrik dipindahkan dan dibagian ini dibangun kantor ANIEM yang baru.
Pembangunan kantor ini merupakan perluasan dari kantor lama.
Perancangnya adalah biro arsitek "Job & Sprey" (kini PT Yodya Karya)
yang berkedudukan di Surabaya. Arsitektur bergaya Art Deco tercampur
dengan gaya Modernisme. Di pola ini banyak permainan garis-garis
geometris. Dipermukaannya banyak permainan garis-garis vertikal dan
horizontal.
Setelah kemerdekaan gedung ini menjadi milik
Perusahaan Listrik Negara (PLN). Kedua bagian kantor dari 1908 dan 1930
masih berdiri dengan kondisi cukup bagus dan renovasi-renovasi kecil
tidak menghancurkan keindahaan aslinya. Sayangnya panorama di Jl
Gemblongan banyak berubah. Semua halaman sudah penuh dibangun dengan
toko-toko baru yang berlomba-lomba dalam kejelekan.
Sumber : djawatempodoeloe.multiply.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kampung Lawas Plampitan
Memasuki Kampung Plampitan , serasa kita masuk dan kembali ke Era Perjuangan para pahlawan dalam memeperebutkan kota Surabaya. Disini, di te...

-
Hotel Oranje (kini Hotel Majapahit) adalah “Grand Hotel” paling lama di Indonesia yang tetap buka sampai hari ini. Hotel yang beralamat ...
-
Tunjungan pada awal abad ke-20. Banyak pohon berdiri di tepi-tepi jalannya dan pejalan kaki masih bisa jalan di tengah jalan dengan am...
-
Sejarah Kota Surabaya Surabaya secara resmi berdiri pada tahun 1293. Tanggal peristiwa yang diambil adalah kemenangan Raden Wijaya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar